Jumat, 02 November 2012

Bulog akhirnya impor beras 300.000 Ton tahun ini



Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) telah melakukan kontrak untuk impor beras sebanyak 300.000 ton dari Vina Food,  perusahaan beras asal Vietnam.   

Deddy Saleh,  Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,  Kementerian Perdagangan mengatakan,  importasi tersebut akan direalisasikan sampai Desember tahun ini.  "Hal tersebut sesuai dengan izin yang diberikan oleh Kemendag," kata Deddy.   
Selain itu,  Deddy bilang,  saat ini Bulog sedang melakukan proses lelang pembelian beras dari India sebanyak 100.000 ton.  Deddy membantah adanya rencana pembelian beras dari negara-negara lain seperti dari Thailand maupun dari Kamboja.  

Terkait dengan impor beras dari Thailand,  Deddy mengungkapkan,  sampai saat ini belum ada kesepakatan.  Sebab,  kata Deddy,  harga beras yang ditawarkan oleh India tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga beras pasar internasional.
 

Untuk menjaga stok beras di dalam negeri,  pemerintah mewacanakan agar Bulog memiliki stok cadangan beras di luar negeri sebagai komersial stok.  Dengan cara tersebut,  Bulog juga menjual beras saat harga tinggi,  namun beras itu juga bisa difungsikan sebagai pengaman kebutuhan beras di dalam negeri.



Pertanian



Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan kejudan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dariPDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi danekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian,biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

Minggu, 12 Agustus 2012

masa depan pertanian indonesia


Masa depan pertanian di Indonesia makin terancam. Pasalnya, minat pemuda untuk menjadi petani kian berkurang.  "Saat ini tidak ada pendidikan di sekolah yang mengajari remaja untuk bertani,"papar Sosiolog Pedesaan Belanda, Prof. Ben Bhite, Ph.D dalam kuliah umum ‘Rural, Youth and Future Farming’ di  UGM, Jumat (20/1).


Guru Besar Emeritus dari Institutes of Social Studies, Den Haag yang sejak tahun 70-an sudah melakukan penelitian pedesaan di Indonesia ini mengatakan pertanian sekarang lebih banyak dikuasai oleh generasi tua. 
Sementara itu, generasi muda sulit untuk mendapatkan lahan pertanian karena sekitar 80 persen lahan petani di Jawa sudah dijual. Tak hanya itu, pemuda pun harus menunggu 30-40 tahun lagi untuk menjadi petani karena menunggu pembagian tanah dari orangtuanya. 

Akibat minimnya lahan pertanian, lanjutnya, pemuda yang berumur 15-24 tahun banyak  menjadi pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Melihat kondisi tersebut, perlu ada kebijakan dari pemerintah untuk memikirkan problem ini. Paling tidak memberikan akses lahan bagi pemuda. 

Ia berpendapat, kesempatan pengembangan pertanian skala kecil untuk pemuda sangat membantu untuk mengentaskan persoalan kemiskinan. Tapi juga harus diikuti dengan akses kepemilikan lahan yang diberikan oleh negara. 


Di samping itu, pertanian skala kecil juga mendukung pelestarian bumi ketimbang pertanian dengan skala besar yang lebih banyak merusak hutan. 


Kamis, 09 Agustus 2012

keadaan pertanian Indonesia saat ini



posting pertama, keadaan pertanian Indonesia saat ini. biar copas. tapi gak apa-apa lah, daripada blog gak ada isinya. lagi penasaran seperti apa keadaan pertanian Indonesia saat ini dan dari hasil searching ke mbah google nemu artikel ini. untuk sumber artikel yang asli bin originalnya sih gak tahu soalnya udah banyak juga yang nampilin artikel ini, tapi untuk menghargai sumber tempat saya copy saya kasih link nya kok. nah langsung saja berikut adalah gambaran seperti apa keadaan pertanian Indonesia saat ini.

Seiring dengan kemajuan Teknologi dan pola pikir yang cenderung istan hal ini berdampak pada pola pikir Bangsa Indonesia diantaranya dibidang Pertanian yang lebih memilih menggunakan pupuk anorganik yang mudah pemakaiannya namun hal tersebut petani tidak menyadari bahwa pupuk anorganik menyebabkan kerusakan unsure dalam tanah.


Dengan menggunakan pupuk anorganik secara terus menerus dan dosis yang semakin bertambah setiap masa tanam / MT hal ini menyebabkan lahan pertanian semakin tidak produktif, biaya cenderung meningkat dan hasil produksi secara draktis menurun. Dampak pola pikir dan langkah pola pertanian yang salah dapat menyebabkan gagal panen, sehingga petani cenderung apatis, tanah dibiarkan terbengkalai dan yang lebih parah lagi tanah akan dijual untuk kebutuhan hidup.


Jadi diri petani telah hilang dan regenerasi pahlawan pangan hampir tidak ada, sehingga fenomena yang ada tingkat keyakinan untuk bertani menjadi melas karena hasil menjanjikan dan yakin bahwa kesejahteraan petani akan tidak tercapai sehingga para pemuda lebih senang bekerja diluar pertanian dan cenderung pasrah dengan keadaan.