Minggu, 12 Agustus 2012

masa depan pertanian indonesia


Masa depan pertanian di Indonesia makin terancam. Pasalnya, minat pemuda untuk menjadi petani kian berkurang.  "Saat ini tidak ada pendidikan di sekolah yang mengajari remaja untuk bertani,"papar Sosiolog Pedesaan Belanda, Prof. Ben Bhite, Ph.D dalam kuliah umum ‘Rural, Youth and Future Farming’ di  UGM, Jumat (20/1).


Guru Besar Emeritus dari Institutes of Social Studies, Den Haag yang sejak tahun 70-an sudah melakukan penelitian pedesaan di Indonesia ini mengatakan pertanian sekarang lebih banyak dikuasai oleh generasi tua. 
Sementara itu, generasi muda sulit untuk mendapatkan lahan pertanian karena sekitar 80 persen lahan petani di Jawa sudah dijual. Tak hanya itu, pemuda pun harus menunggu 30-40 tahun lagi untuk menjadi petani karena menunggu pembagian tanah dari orangtuanya. 

Akibat minimnya lahan pertanian, lanjutnya, pemuda yang berumur 15-24 tahun banyak  menjadi pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Melihat kondisi tersebut, perlu ada kebijakan dari pemerintah untuk memikirkan problem ini. Paling tidak memberikan akses lahan bagi pemuda. 

Ia berpendapat, kesempatan pengembangan pertanian skala kecil untuk pemuda sangat membantu untuk mengentaskan persoalan kemiskinan. Tapi juga harus diikuti dengan akses kepemilikan lahan yang diberikan oleh negara. 


Di samping itu, pertanian skala kecil juga mendukung pelestarian bumi ketimbang pertanian dengan skala besar yang lebih banyak merusak hutan. 


Kamis, 09 Agustus 2012

keadaan pertanian Indonesia saat ini



posting pertama, keadaan pertanian Indonesia saat ini. biar copas. tapi gak apa-apa lah, daripada blog gak ada isinya. lagi penasaran seperti apa keadaan pertanian Indonesia saat ini dan dari hasil searching ke mbah google nemu artikel ini. untuk sumber artikel yang asli bin originalnya sih gak tahu soalnya udah banyak juga yang nampilin artikel ini, tapi untuk menghargai sumber tempat saya copy saya kasih link nya kok. nah langsung saja berikut adalah gambaran seperti apa keadaan pertanian Indonesia saat ini.

Seiring dengan kemajuan Teknologi dan pola pikir yang cenderung istan hal ini berdampak pada pola pikir Bangsa Indonesia diantaranya dibidang Pertanian yang lebih memilih menggunakan pupuk anorganik yang mudah pemakaiannya namun hal tersebut petani tidak menyadari bahwa pupuk anorganik menyebabkan kerusakan unsure dalam tanah.


Dengan menggunakan pupuk anorganik secara terus menerus dan dosis yang semakin bertambah setiap masa tanam / MT hal ini menyebabkan lahan pertanian semakin tidak produktif, biaya cenderung meningkat dan hasil produksi secara draktis menurun. Dampak pola pikir dan langkah pola pertanian yang salah dapat menyebabkan gagal panen, sehingga petani cenderung apatis, tanah dibiarkan terbengkalai dan yang lebih parah lagi tanah akan dijual untuk kebutuhan hidup.


Jadi diri petani telah hilang dan regenerasi pahlawan pangan hampir tidak ada, sehingga fenomena yang ada tingkat keyakinan untuk bertani menjadi melas karena hasil menjanjikan dan yakin bahwa kesejahteraan petani akan tidak tercapai sehingga para pemuda lebih senang bekerja diluar pertanian dan cenderung pasrah dengan keadaan.